الجمعة، 13 مارس 2015

Bacaan Panjang(mad) dan pendek(qashr) dalam TAJWID


                                                                            MAD
satu hal yang tidak kalah penting dalam membaca alqur'an adalah mengetahui bacaan panjang dan pendek atau yang sering disebut mad. Dengan memeliharahukum ini dalam melafalkan setiap kalimat Al-Qur'an, berarti memelihara maknanya juga. Sebab jika seseorang membaca Al-Qur'an tidak memerhatikannya, maka tanpa disadari orang tersebut telah merubah makna aslinya. Begitulah yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW ketika beliau membaca Al-Qur'an.
  
عن قتادة رضي الله عنه قال : سألت أنس بن مالك رضي الله عنه عن قراءة النبي صلي الله عليه وسلم فقال : كان يمد مدا. رواه النسائي
Diriwayatkan oleh Qathadah ra. Ia berkata : aku bertanya kepada Anas bin Malik ra. Bagaimana Nabi membaca Al-Qur'an. Kemudian Anas berkata : Beliau membacanya dengan memanjangkan bacaan yang panjang. (HR. An-Nasa'i).

Dalam tulisan ini, in syaa Allah akan membahas seputar masalah mad di dalam Tajwid. Diharapkan dari teori-teori yang dipaparkan nantinya bisa membantu kita saat mempraktekkannya. 


I. Bacaan panjang (Mad)

a. Dari segi bahasa mad berarti tambahan (Hamdan Badr, 'Aun al Majid fi 'ilmi al Tajwid, Maktab as Sunnah, kairo, cet. II, 2005, hal. 61), Ini dapat dilihat dari salah satu firman Allah Swt. yang termaktub dalam Al-Qur'an ;  
ويمددكم باموال وبنين                                                     
Dan dia menambah harta dan anak-anak kamu ... (Qs. Nuh : 12)

b. Dari segi istilah
Menurut istilah ilmu tajwid mad adalah memanjangkan suara pada huruf mad atau layn(Huruf layn  ada dua yaitu huruf و dan ي . kedua huruf ini dibaca dengan layn (lunak) jika ia berbaris sukun (mati) dan huruf sebelumnya berbaris fathah (baris atas). biasanya dibaca panjang saat diwaqafkan (berhenti) contohnya : خوف) yang ditandai dengan beberapa sebab(Hamdan Badr, op. cit., hal. 61).

II. Bacaan pendek atau Qashr

Menurut bahasa Qashr adalah menahan dan mencegah (Dr. Su'ad Abd. al Hamid, Taisir al Rahman Fi Tajwid Al Quran, Dar at Taqwa, Kairo, cet. IV, 2004, hal. 207). Sedangkan menurut istilah adalah memendekkan bacaan pada huruf mad atau layn karena ketiadaan beberapa sebab(Ibid., hal.207)
Memendekkan bacaan di sini maksudnya adalah tidak membaca panjang pada kalima-kalimat Al-Qur'an yang tidak memiliki tanda panjang. Jika terdapat salah satu tanda panjang maka dia termasuk mad, jika tidak dia termasuk Qashr.

Huruf-huruf mad
Huruf mad ada tiga('Atiyah Qabil Nashir, Ghayat al Murid Fi 'Ilmi at Tajwid, Dar at Taqwa, Kairo, cet. VI, hal. 87) :
1. Alif (ا ) yang sebelumnya berharkat fathah (baris atas) contoh :قال
2. Waw (و ) yang sebelumnya berharkat dhammah (baris atas/depan) contoh :نُور 
3. Ya (ي ) yang sebelumnya berharkat kashrah (baris bawah) contoh : قِيل

Ketiga huruf di atas terhimpun dalam satu lafaz (واي) dan untuk lebih mudahnya dengan mengingat kalimat نُوحِيها. Pada kalimat ini terhimpun semua huruf mad ketiga-tiganya. Dan di dalam ilmu Nahwu ketiga huruf ini disebut dengan huruf 'illat

Jenis-jenis mad
Secara garis besar mad terbagi dua bagian, ada yang disebut mad Ashli adapula yang disebut Mad Far'i. Masing-masing dari kedua mad ini memiliki beberapa jenis lagi. Berikut penjelasan dari pembagian kedua mad tersebut. 

I. Mad Ashli
Sering dikenal juga dengan sebuatan mad Thabi'i. Penamaan ini disebabkan karena panjang mad Ashli berasal dari huruf mad itu sendiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu. Ketiga huruf mad yang di atas merupakan sebab kenapa harus dibaca panjang mad Ashli.
Adapun cara membacanya harus dipanjangkan dengan ukuran satu alif (ukuran satu alif sama dengan dua harakat. untuk mengetahui seberapa panjang dua harakat itu bisa diukur dengan ketukan nada atau genggaman tangan. setap satu harkat berarti satu ketukan atau genggaman) pada semua tingkatan bacaan, baik dia membaca Tahqiq, Tadwir dan Hadar. 

Mad Ashli terbagi menjadi dua bagian. Mad Thabi'i al Kilmi dan Mad Thab'i al Harfi (Dr. Su'ad Abd. al Hamid, op.cit., hal.209).
1). Mad Thabi'i al Kilmi. Pada jenis ini terdapat tiga bentuk :
a. Posisi mad berada pada bacaan yang disambung (washal) dan diberhentikan (waqf) Contoh : يقولون dibaca panjang baik ketika disambung maupun berhenti.
b.  Posisi mad berada hanya pada bacaan yang diberhentkan saja. Jika disambung dengan kalimat sesudahnya maka tidak dibaca panjang, contoh  هدى pada bentuk ini dkenal juga dengan mad Iwadh (ganti). Maksudnya adalah menggantikan huruf ya di akhir kalimat dengan huruf alif. Dan tidak lagi dibaca fatathatain (baris dua di atas) akan tetapi menjadi fathah (baris atas).
c. Posisi mad berada hanya pada bacaan yang disambungkan saja. Jika ia dibaca diberhentikan maka ia tidak dibaca panjang, contoh : 
إن ربه كان به بصيرا                                                                                                
Basanya ini ditandai dengan harkat dammah (baris depan) untuk pengganti huruf waw dan tanda seperti ya kecil setelah kasrah untuk pengganti ya.

2). Mad Tahbi'i al Harfi. Nama lainnya adalah Mad Thabi'i Tsanaiy yaitu huruf-huruf penggalan (muqtha'ah) yang terdapat di beberapa permulaan surat. Huruf penggalan ini disebut juga dengan fawatih al Suwar. Karena letaknya di awal surat, maka dikonotasikan sebagai pembuka surat-surat.

Huruf ini hanya ada lima. Kalimat huruf tersebut terhimpun pada sebuah ungkapan طهر حي
yaitu huruf ha (حاء), ya (الياء), Tha (الطاء), Ha (الهاء), Ra (الراء).
Contoh : طس

II. Mad al Far'i
Merupakan cabang dari mad Ashli. Secara garis besar ia memiliki dua sebab yaitu hamza dan sukun (Hamdan Badr, op, cit., hal. 65).
A. Mad al-Far'i yang disebabkan hamzah
Mad Far'i yang disebebkan hamzah ada tiga jenis.
1. Muttashil
2. Munfashil
3. Badal
Mad Wajib Munfashil
Setelah huruf mad terdapat hamzah yang bersambug dalam satu kalimat. Dibaca panjang, dua sampai dua setengah alif. Jika diwaqafkan maka dibaca tiga alif.
Contoh : إذا جاء نصر الله والقتح, وانزلنا من السماء, ثلاثة قروء
Mad Jaiz Munfashil
Setelah huruf mad terdapat hamzah yang terpisah dengan kelimat berikutnya. Dibaca panjang, boleh satu atau dua setengah alif. Contoh :    
            قوا أنفسكم وأهليهم نارا,   إنى أمنت بربكم
Mad Badal
Huruf mada yang beremu dengan hamzah. Pada awalnya kedua huruf itu sama, kemudian untuk mempermudah dalam membacanya huruf kedua diganti dengan huruf mad. Dibaca panjang seperti mad ashli, satu alif.Contoh :
 ءامنوا asal katanya أأمنوا
إيمانا  asal katanya إإمانا
أوتوا asal katanya أأوتوا
Ditinjau dari dari bentuk pemisahannya (infishal) mad jaiz munfashil terbagi kepada dua bagian (Dr. Su'ad Abd. al Hamid, op.cit., hal.215).
Pertama : Terpisah langsung (Infishal haqiqi)
Kedua : Terpisah tidak langsung (infishal hukmi)

Yang dimaksud dengan infishal haqiqi adalah tetapnya huruf mad baik lafaz maupun bentuknya, contoh :الله  ارض فى
Untuk menandai bentuk ini caranya cukup dengan melihat hamzah yang ada di depannya.Sedangkan yang dimaksud infishal hukmi adalah huruf mad yang bentuknya
dihilangkan namun pada lafaznya ada, contoh : ياإبراهيم Bisanya bentuk ini ditandai dengan penulisan hamzah dan mad bersambung.
Perbedaan antara keduanya adalah bخleh tidaknya waqaf. Pada infishal haqiqi dibolehkan waqaf sementara dan infishal hukmi tidak boleh. Karena dipandang satu kalimat (Ibid., hal. 215)
B. Mad Far'i yang disebabkan sukun
Jenis ini terbagi kepada dua bagian (Hamdan Badr, op, cit., hal. 66).
Pertama : Disebabkan pemberhentian bacaan di akhir kalimat (as sukun al aridh).
Yang termasuk jenis ini adalah Mad Aridh Lissukun dan Mad Layn.
Kedua : Disebebkan tanda panjang yang ada dalam huruf dan kalimat (as sukun al ashli al lazim). Yang termasuk jenis ini adalah mad lazim, terbagi dua :
1. Al-Kilmi (Mutsaqqal dan Mukhaffaf)
2. Al-Harfi (Mutsaqqal dan Mukhaffaf)
Untuk memahami keduanya perhatikan table berikut :
Nama
Keterangan
contoh
Mad Aridh Lis Sukun
Mad ashli yang diwaqafkan pada akhir ayat. Membacanya boleh dipanjangkan satu, atau dua sampai tiga alif. Dengan catatan ukuran panjang harus sama di setiap pemberhentian ayat ketika membaca mad ini
رب العالمين
غفور رحيم
بما تعملون بصير
Mad Layn
Huruf waw atau ya berbaris mati yang diwaqafkan baik pada pertengahan ayat atau akhir. Dan disyaratkan kedua huruf tersebut sebelumnya harus berbaris dammah untuk waw dan kasrah untuk ya. Boleh dibaca panjang satu sampai tiga alif. Akan tetapi jika washal dengan kalimat berkutnya maka tidak dibaca panjang.
لايلاف قريش
لما بين يديه
Mad Lazim kilmi mutsaqqal
yang dimaksud dengan mad lazim kilmi mutsaqqal adalah bertemunya huruf mad dengan baris sukun (mati) dalam satu kalimat. karena dalam kalimat tersebut terdapat tasydid setelah mad maka disebut mad al lazim kilmi mutsaqqal. membacanya harus dipanjangkan sebanyak tiga alif
الحاقة
اتحاجوني
Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
bertemunya huruf mad dengan baris sukun (mati) dalam satu kalimat namun tidak bertasydid. panjangnya tiga alif.

الان وقد كنتم به تستعجلون
ألان وقد عصيت قبل
Mad al Lazim Harfi Mutsaqqal

yang dimaksud dengan mad al alazim harfi mutsaqqal adalah bertemunya huruf mad dengan huruf muqthaah / fawatih as suwar yang ada di depan permulaan surah. dengan catatan harus ada tasydid pada huruf tersebut. membacanya panjang  tiga alif.
الم
طسم
المر
Mad al Lazim Harfi Mukhaffaf

Huruf penggalan (muqthaah) yang tidak bertasydid pada permulaan surah. dibaca panjang sebanyak tiga alif.
ن والقلم
ق والقران
selain beberapa mad yang telah disebutkan, ada beberapa jenis lain lagi. jenis-jenis ini disebut alqab al mudud (gelar mad) ('Atiyah Qabil Nashir, op, cit., hal. 111). walaupun tidak masuk dalam rangkaian pembagian yang telah dibicarakan di atas namun jenis ini tidak keluar dari pembagian mad al ashli dan mad al far'i.
1. Mad al Shilah yaitu Ha dhamir (Dhamir dalam bahasa arab artinya kata ganti. Penggunaan kata ganti dalam penulisan bahasa arab merupakan uslub/ metode untuk membuat tulisan itu singkat dan padat. Tanpa harus mengulangi kalimat yang sama, namun pokok pikiran penulis bias tersampaikan dengan tegas. Ada beberapa kata ganti, dan kata ganti ha di sini biasanya untuk orang ketiga tunggal baik laki laki maupun perempuan) dalam kalimat al qur an yang memiliki tanda panjang. dibaca panjang seperti membaca mad thabii. disebut mad shilah karena huruf tersebut disambungkan dengan mad. dengan syarat jika dia berbaris depan (dhammah) maka hurufnya waw, dan jika berbaris bawah (kasrah) maka hurufnya ya
Mad al shilah terbagi menjadi dua :
a. Mad al shilah al kubra : ha dhamir berjumpa dengan hamzah pada kalimat berikutnya,     ini tergolong pada mad jaiz al munfashil. contoh : ولا يشرك بعبادة ربه أحدا
b. Mad al shilah as sugra : ha dhamiryang memiliki tanda panjang disebabkan karena kemasukan huruf mad. ini tergolong pada mad ashli. contoh : انه كان في اهله مسرورا  
2.  Mad al Tamkin yaitu bertemunya huruf mad dengan huruf yang sama pada kalimat sesudahnya. mad ini berfungsi untuk menghindarkan terjadinya idgham  dalam bacaan, dibaca panjang satu alif. contoh : امنوا وعمل الصالحات
3. Mad al 'Iwad yaitu mengganti tanwin (fathatain) menjadi baris fathah ketika diwaqafkan. dibaca panjang satu alif. contoh : أفواجا
4. mad al Ta'zhim Mad ini dikhususkan pada riwayat hafs. memanjangkan seluruh mad al jaiz al munfashil pada bacaan لا اله الا انت سبحانك
5. Mad al Farq : menggantikan alif menjadi hamzah washal dalam satu kalimat  yang terdapat huruf mad padanya. mad ini disebut juga dengan mad al lazim al kilmi al mukhaffaf

demikianlah beberapa permasalahan tajwid tentang mad yang bisa dipaparkan oleh penulis. Sebenarnya pembahasan di atas belum cukup memadai. Oleh karena itu sungguh disayangkan jika kita menghentikan sampai di sini saja untuk mengetahui bagaimana mad dalam tajwid itu. Selanjutnya, hendaknya lampu  kegigihan menuntut ilmu tajwid ini dalam diri kita senantiasa dinyalakan. Baik dengan mengikuti kajian-kajian yang berkaitan dengan ini ataupun lansung belajar dengan seorang guru.
Satu hal yang perlu kiranya penulis sampaikan kepada pembaca, semoga tulisan ini bermanfaat. Tentunya dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis sangatlah mengharap kritik perbaikan untuk tulisan ini
Daftar Pstaka :
 Al Quran dan Terjemahan (DEPAG)
Badr, Hamdan. 'Aun al Majid fi 'ilmi al Tajwid, Maktab as Sunnah, kairo
Abd. Al Hamid, Su’ad. Taisir al Rahman Fi Tajwid Al Quran, Dar at Taqwa, Kairo
Qabil Nashir, ‘Athiyah. Ghayat al Murid Fi 'Ilmi at Tajwid, Dar at Taqwa, Kairo

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق